Sabtu, 19 April 2014



Prinsip Geografi
Untuk menganalisis dan mengungkapkan gejala geosfer dalam kehidupan sehari-hari, secara teoritis digunakan prinsip-prinsip dasar geografi. Apabila diamati dan dianalisis gejal geografi dalam kehidupan sehari-hari,maka ahli geografi harus selalu berpegang pada empat prinsip berikut
a.       Prinsip Persebaran
Fenomena geosfer baik alam maupun manusia tersebar di permukaan bumi. Persebaran fenomena ini tidak merata dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan mengkaji dan menggambarkan persebaran berbagai fenomena geosfer, kita dapat mengungkapkan hubungan antara satu fenomena dengan fenomena lainnya. Selanjutnya, kita dapat juga meramalkan apa yang akan terjadi kemudian. Misalnya, fenomena Gempa Bumi Tsunami. Melalui pengamatan persebaran daerah gempa, dapat segera dilakukan antisipasi agar bisa diminimalisir jatuhnya korban bila terjadi peristiwa yang sama.
b.      Prinsip Interelasi
Fenomena geosfer dalam suatu ruang mempunyai hubungan satu sama lain. Setelah melihat persebaran fenomena geosfer dalam ruang, selanjutnya dapat diungkapkan hubungannya satu sama lain. Melalui prinsip timbal balik, dapat diungkapkan hubungan faktor alam dengan faktor manusia atau sebaliknya. Dari hubungan tersebut akan tergambar karakteristik gejala alam di wilayah itu. Misalnya, fenomena gempa bumi tsunami. Dengan menggunakan prinsip timbal balik, dapat dicari bagaimana gempa bumi tsunami dapat terjadi, adakah faktor alam dan faktor manusia yang mempengaruhinya.
c.       Prinsip Korologi
Merupakan prinsip geografi yang komprenhensif dengan memadukan prinsip-prinsip lainnya. Prinsip ini merupakan ciri dari geografi modern. Pada prinsip korologi, fenomena ditinjau dari persebaran dan hubungan timbal balik di dalam ruang. Miasalnya, dalam mengkaji gempa bumi tsunami selalu diperhatikan persebarannya dalam ruang, hubungannya dengan faktor penyebab terjadinya gempa bumi tsunami dan seterusnya. Dengan demikian kita akan mampu menjelaskan karakteristik gempa bumi tsunami tersebut.
d.      Prinsip Penggambaran/Deskriptif
Prinsip ini menjelaskan fenomena geosfer sebagai sebab akibat dari interaksi fenomena yang ada di dalamnya. Prinsip ini akan memberikan gambaran lebih lanjut tentang fenomena atau masalah yang terjadi. Penggambaran dilakukan bukan hanya dengan kata-kata , tetapi juga dengan menggunakan peta, diagram, grafik dan tabel. Misalnya, peristiwa gempa bumi tsunami. Prinsip ini akan menguraikan sebab dan akibat dari peristiwa gempa bumi tsunami. Selain itu, dengan menggunakan peta dapat digambarkan daerah persebaran gempa bumi tsunami.
2.      Objek Studi Geografi
1.      Obyek material geografi
segala materi atau objek yang menjadi kajian atau sasaran pembelajaran dalam geografi. Maka yang menjadi kajian objek material geografi meliputi letak dan fenomena yang terdapat serta terjadi pada geosfer. Letak geografi dibedakan menjadi letak fisiografi dan letak sosiografi. Yang termasuk letak astronomis, yaitu letak maritime, klimatologi, dan letak goemorfologi. Sedangkan yang termasuk dalam letak sosiografi ialah letak social, letak ekonomi, letak politik, letak cultural (budaya).. Berdasarkan hasil Semlok Geografi di Semarang tahun 1988 dapat dikatakan bahwa obyek studi geografi adalah lapisan-lapisan bumi, atau tepatnya fenomena geosfer. Fenomena geosfer inilah yang merupakan obyek material (obyek kajian) geografi dan ilmu-ilmu penunjang lainnya.
Geosfer atau lapisan-lapisan bumi itu luas sekali, meliputi :
a.       Litosfer (lapisan batuan)
Kajian litosfer antara lain tentang bentuk-bentuk permukaan bumi, proses-proses yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk permukaan bumi, pengorganisasian wilayah di daratan, perairan dan di udara.
b.      Hidrosfer (lapisan air)
Kajian ini meliputi jumlah, mutu, persebaran dan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan air.
c.       Atmosfer (lapisan udara)
Kajian atmosfer meliputi cuaca dan iklim atau lapisan udara yang menyelimuti bumi.
d.      Biosfer (kahidupan)
Kajian ini meliputi sejarah, pertumbuhan dan persebaran kehidupan.
e.       Antroposfer (manusia dan hubungannya dengan lingkungan alam)
Kajian antroposfer meliputi jumlah dan persebaran serta bentuk-bentuk hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya.
2.      Obyek formal geografi
Sudut pandang, cara berfikir atau cara menganalisis gejala geosfer dalam mengkaji dan mengatasi masalah-masalah mengenai objek material geografi, baik fisik ataupun sosial. Masalah-masalah objek material geografi tersebut dapat diatasi dengan menggunakan analisis keruangan, ekologi, dan kewilayahan. Objek studi formal inilah yang selanjutnya dapat membedakan geografi dengan ilmu lainnya.
Sudut pandang geografi adalah ruang dan waktu. Sudut pandang ini berbeda dengan ilmu yang lain. Sebagai contoh, sejarah yang menitikberatkan pada waktu, antropologi pada budaya, ekonomi pada biaya, dan hukum pada norma. Namun, ilmu-ilmu tersebut objek materialnya sama yaitu mengenai hubungan manusia dengan lingkungannya. Selain sudut pandang ruang dan waktu, hal yang membedakan ilmu geografi dengan ilmu lain yaitu analisis keruangan yang menitikberatkan perhatian dalam mengkaji segi materialnya.
Obyek ini bersangkut paut dengan cara pemecahan masalah. Dalam menganalisis suatu masalah, geografi menawarkan sejumlah alternatif pemecahan dengan menggunakan metode atau pendekatan tersendiri. Jadi obyek formal adalah metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah. Metode atau pendekatan obyek formal geografi meliputi beberapa aspek pendekatan

0 komentar: