Senin, 21 April 2014





Klasifikasi berdasar misi:

Sifat misi                                : Radikal                      [IP, PKI, PNI, Partindo, Gerindo]
  Moderat                    [PSII, PII,   BU, Parindra]
Prinsip perjuangan               : Kooperatif                 [BU, PSII, Gerindo Parindra, GAPI, PBI]
  Non- kooperatif        [PKI, PNI, Partindo]
  Insidental                  [Parindra][ada  pada saat dibutuhkan]
Dasar gerakan politik           : Kebangsaan   [PNI, Partindo, Parindra, BU, IP, Gerindo] 
  Internasional [PKI]
  Agama           [PSII, PII]
 


ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL
Dibagi menjadi 3 Masa, yaitu :
    1. Masa Awal Perkembangan: Boedi Oetomo(BO), Sarekat Islam (SI), Indische Partij (IP)
    2. Masa Radikal : Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia(PKI), Partai Nasional Indonesia (PNI)
    3. Masa Moderat : Partai Indonesia(Partindo), Partai Nasional Indonesia (PNI Baru), Partai Indonesia Raya (Parindra)


1.      BOEDI OETOMO
a.       Didirikan : 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa STOVIA di Batavia
b.      Ketua      :  Soetomo.
c.       Latar Belakang : Terbentuknya organisasi tersebut atas ide dr. Wahidin Soedirohoesodo yang sebelumnya telah berkeliling Jawa untuk menawarkan idenya membentuk Studiefounds. Gagasan Studiesfounds bertujuan untuk menghimpun dana guna memberikan beasiswa bagi pelajar yang berprestasi, namun tidak mampu melanjutnya studinya. Gagasan itu tidak terwujud, tetapi gagasan itu melahirkan BO.
d.      Tujuan BO adalah memajukan pengajaran dan kebudayaan.

2.      SAREKAT ISLAM (SI)
Pada tahun 1911 berdiri organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) di Solo oleh H. Samanhudi. Organisasi SDI berdasar pada dua hal berikut ini.
a. Agama Islam.
b. Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari pedagang Cina
Revolusi Cina pada 10-10-1911 bergema pula di Indonesia. Orang-orang Cina di perantauan sadar akan diri mereka, lalu mendirikan ikatan-ikatan yang eksklusif, ikatan-ikatan yang sangat mementingkan diri sendiri dan bercorak nasionalis Cina. Pedagang-pedagang batik merasa terdesak atau dirugikan. Karena itu untuk mengahadapi mereka, pedagang- pedagang batik dari Surakarta di bawah ppimpinan Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam

Atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto, nama SDI kemudian diubah menjadi Sarekat Islam ( SI ) pada November 1912, dengan tujuan untuk memperluas anggota sehingga tidak hanya terbatas pada pedagang saja.
Tujuan SI sebagai berikut:
1.      Mengembangkan jiwa dagang
2.      Membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan);
3.      Memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli;
4.      Menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam.

Perkembangan SI
1.        Sarekat Islam berkembang menjadi organisasi massa yang pertama di Indonesia.
2.        SI merupakan gerakan nasionalis, demokratis dan ekonomis, serta berasaskan Islam dengan haluan kooperatif.
3.        Perkembangan SI yang begitu pesat menimbulkan kekhawatiran dari pihak Gub jend Indenberg sehingga permohonan SI sebagai organisasi nasional yang berbadan hukum ditolak dan hanya diperbolehkan berdiri secara lokal.
4.        Sifat SI yang demokratis dan berani serta berjuang terhadap kapitalisme menarik perhatian kaum sosialis kiri yang tergabung dalam Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) pimpinan Sneevliet (orang Belanda) masuk dalam diri SI yang menyebabkan tokoh SI Semarang(Semaun, dan Darsono) terpengaruh ajaran sosialis. Itulah sebabnya dalam perkembangannya SI pecah menjadi dua kelompok yaitu SI Putih dan SI Merah.SI Putih berfaham agama pimpinan H.O.S. Cokroaminotodan SI Merah berfaham komunis pimpinan Semaun dan Darsono.

Perpecahan Sarekat Islam

Ketika kongres di Surabaya 1918 terjadi perdebatan antara kubu Tjokro dengan Semaun soal Kapitalisme berlanjut pada kongres Nasional 1919, pertentangan semakin keras Semaun menganjurkan diadakannya perjuangan kelas.
Pada tahun 1020  berdiri PKI dan SI mengadakan disiplin partai (baru terlaksana 1923)
Pada tahun 1932 terjadi perbedaan fisi antara kelompok Tjokro dan Agus Salim ( menekankan keagamaan) dengan Sukiman dan Suryopranoto ( asas Nasional)
Kelompok kedua dipecat dan mendirikan Partai PII (partai Islam Indonesia), tetapi pemecatan di cabut tahun 1937
Pada tahun 1940 terjadi perpecahan antara PSII Abikusno dan PSII Kartosuwiryo


3.      INDISCHE PARTIJ (IP)
a.       Didirikan   : 25 Desember 1912 di Bandung
b.      Tokoh Pendiri       : Tiga Serangkai, yang terdiri dari Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)
c.       Tujuan IP  : menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya. Mereka akan dipadukan dalam kesatuan bangsa dengan membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia
Perkembangan IP
1.      Cita-cita IP banyak disebarluaskan melalui surat kabar De Expres.
2.      IP merupakan organisasi politik pertama di Indonesia berhaluan  non kooperasi dengan tujuan Indonesia Merdeka. Oleh karena itu pemerintah menolak untuk memberikan badan hukum dengan alasan IP bersifat politik dan hendak mengancam ketertiban umum.
3.      Tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul ALS IK EEN NEDERLANDER WAS(seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Hal ini berkaitan dengan upaya pemerintah kolonial Belanda mau merayakan kemerdekaan Belanda yang ke 100 tahun. Ketika Suwardi di tangkap gantian Tjipto M menulis dalam harian De Express tulisan berjudul KRACHT OR VREES ( kekuatan atau ketakutan)
      Ternyata di tangkap juga sehingga Doewes Dekker gantian menulis dengan judul Pahlwan-Pahlawan Kita
4.      Kegiatan IP sangat mencemaskan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin IP dijatuhi hukuman pengasingan  tjipto ke Banda, Suwardi ke Bangka, Dekker dipenjara dan mereka memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya


4.      PERHIMPUNAN INDONESIA (PI)
Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan penjelmaan dari Indische Vereeniging
Ø  Didirikan   : Oleh Pelajar Indonesia yang belajar di Negeri Belanda
     pada tahun 1908 (Indische Vereeniging), 1922(Indonesische Vereeniging),
     1925 (Perhimpunan Indonesia).
Ø  Tokoh Pendiri       : Sutan Kesayangan, R.N. Notokusumo, R.P. Sastrokartono, R. Husein Jayadiningrat, dan Notodiningrat.
Ø  Tujuan PI  : Menginginkan Indonesia merdeka
Asas PI
1.      PI akan berjuang untuk memperoleh suatu pemerintahan untuk Indonesia yang hanya bertanggung jawab kepada rakyat Indonesia.
2.      Kemerdekaan penuh bagi Indonesia akan dicapai dengan aksi bersama dan serentak oleh rakyat Indonesia.
3.      Untuk itu sangat diperlukan persatuan nasional yang murni di antara seluruh rakyat Indonesia dalam menentang penjajahan Belanda yang telah merusak kehidupan bangsa Indonesia.
Perkembangan PI
1.      Propaganda gagasan PI disebarluaskan melalui surat kabar Hindia Putra
2.      Kegiatan PI meningkat bersifat nasional-demokratis, non-koperasi, bahkan anti kolonial dan bersifat internasional
3.      PI ikut serta dalam organisasi internasional, seperti Liga Demokrasi Internasional di Paris (1926), Liga Penentang Imperialis dan Kolonialisme di Brusel (1927), Kongres Wanita Internasional di Swiss (1927), dan Liga Komintern di Berlin (1927).
4.      Dalam sidang pengadilan, Ir. Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul “Indonesia Menggugat”. Namun para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung. (22 Desember 1930)

5.      PARTAI KOMUNIS INDONESIA (PKI)
Benih-benih paham sosialisme dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama Sneevliet. Pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV). Ternyata ISDV tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi/penyusupan kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya.
Didirikan  : Desember 1920 di Semarang
Susunan pengurus PKI            : Semaun (ketua), Darsono (wakil ketua), Bersgma (sekretaris), dan Dekker (bendahara)
Tujuan PKI                               : Mendidik kadernya secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen
Perkembangan PKI
1.  PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara.
2.     Mempergunakan kepercayaan rakyat kepada ayat-ayat Al -Qur'an dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil untuk mendapat dukungan massa.
3.      Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927.
4.      Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas. Akhirnya, ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua)
6.      PARTAI NASIONAL INDONESIA (PNI)
ü  Didirikan               : 4 Juli 1927 di Bandung
ü  Tokoh Pendiri       : Ir Soekarno sebagai ketuanya, dr. Cipto Mangunkusumo, Ir Anwari,    
                                      Mr. Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, dan Dr. Samsi,.
ü  Tujuan PNI           : bekerja untuk kemerdekaan Indonesia.

Asas PNI   
1.        Percaya pada diri sendiri, artinya memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri;
2.        Nonkooperatif, yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda;
3.        Marhaenisme, yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan.

Perkembangan PNI
1.      Propaganda gagasan PNI disebarluaskan melalui surat kabar, seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia, maupun lewat para pemimpin khususnya Ir.Soekarno sendiri.
2.      Awal tahun 1930 muncul isu bahwa PNI pada akanmengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929, pemerintah Hindia Belanda mengadakanpenggeledahan secara besarbesaran dan menangkap empat pemimpinnya, yaitu Ir. Soerkarno, Maskun, Gatot Mangunprojo dan Supriadinata.
3.      Dalam sidang pengadilan, Ir. Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul “Indonesia Menggugat”. Namun para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung. (22 Desember 1930)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

makasih ya infonya