6.1 Pengantar Geografi Pertanian
6.1.1 Definisi Geografi Pertanian
Etimologis
istilah "geografi pertanian" memiliki akar Yunani dan
Latin. Kata 'geografi' berasal dari kata Yunani 'Geographia' yang
berasal dari dua kata, nama 'geografis' yang berarti bumi dan 'Graphia' makna
untuk menjelaskan. Kata "pertanian" berasal dari istilah Latin
'Agercultura' yang mempunyai asal dalam kata-kata 'mengubah' yang berarti
ladang dan 'culturd' makna budaya
atau memupuk. Pertanian dalam arti sempit berkaitan dengan usaha bercocok
tanam, sedangkan dalam atian luas sebagai kajian ilmiah. Pertanian merupakan
sumber kehidupan manusia melalui penggunaan lahan untuk bercocok tanam dan
menghasilkan bahan pangan lainnya.
Geografi
pertanian adalah cabang geografi yang berhubungan dengan bidang budidaya tanah
dan pengaruh budidaya seperti pada lanskap fisik.Geografi pertanian Studi pola
spasial dalam kegiatan pertanian. tema utama termasuk variasi dalam kegiatan
pertanian dalam biomes utama, penetapan batas wilayah pertanian, studi
pertanian sebagai suatu sistem, dan klasifikasi sistem pertanian, biasanya
dengan mengacu pada istilah: intensif / ekstensif; komersial / subsisten;
pergeseran / menetap dan pastoral / subur / campuran.
Geografi pertanian merupakan kegiatan yang mengkaji pertanian
di berbagai belahan bumi sebagai hasil interaksi manusia dengan alam dan juga
mengkaji pola-pola dari kegiatan pertanian yang bervariasi dari tempat-tempat,
meliputi segala kegiatan pertanian pada ruang dan waktu pertanian.
Dengan demikian, definisi geografi pertanian dapat dinyatakan
sebagai bagian studi geografi yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
pertanian dengan mengunakan hampiran ekologi dan regional dalam kontek
keruangan.menurut Brian W (1985) dalam Sriartha (2000) ada lima karakteristik
pertanian yaitu : 1). Setiap wilayah pertanian dijumpai banyaknya unit-unit
pertanian yang banyak dan memiliki luas yang berbeda-beda. 2). Pada sebidang
lahan pertanian dapat diproduksi berbagai hasil pertanian. 3) proses prudksi
pertanian berlangsung secara biologis melalui tumbuhan dan hewan. 4). Penentuan
lokasi tidak banyak bisa ditentukan oleh petani. 5).kegiatan pertanian untuk
memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan pasar.
6.1.2 Cakupan
dan Tinjauan Geografi Pertanian
Adapun objek atau
tujuan geografi pertanian menurut Singh dan Dhilon ( 1984 ) yaitu :
1. Perbedaan macam-macam pertanian yang tersebar di muka
bumi dan fungsinya dalam spasial
2. Tipe-tipe pertanian yang dikembangkan di daerah
tertentu, persamaan dan perbedaan dengan daerah lain.
3. Menganalisa pelaksanaan sistem pertanian dan proses
perubahannya
4. Arah dan isi perubahan dalam pertanian.
5. Batas wilayah-wilayah produksi hasil panen dan
kombinasi hasil panen atau perusahaan pertanian
7. Identifikasi wilayah yang produktivitas pertaniannya
lemah; dan
8. Mengungkap wilayah pertanian yang stagnasi, transisi,
dan dinamis.
6.1.3 Pendekatan Studi Geografi Pertanian
Dua pendekatan geografi pertanian adalah :
1) Pendekatan Empiris
Memberikan pandangan bahwa pendekatan
deskripsi apa yang dikemukakan (apa adanya) tentang bentang lahan pertanian
Pendekatan tentang pola dengan metode
induktif dan generalisasi sebagai dasar dari hasil-hasil studi yang berbeda-beda
2) Pendekatan Normatif
Difokuskan pada landscape pertanian yang ada,
dengan memberikan asumsi-asumsi dengan menggunakan hipotesa dengan teori-teori
yang ada tentang produksi pertanian.
Pendekatan
tentang adanya perbedaan spasial
1)
Geographical
determinism model
Diasumsikan bahwa lingkungan fisikal sebagai
determinan dalam proses pengambilan keputusan dalam determinism model
Diasumsikan bahwa faktor ekonomi seperti
pemasaran, produksi, dan biaya transport dianggap homogen sebagai penentu dalam
proses pengambilan keputusan.
2)
Socio-personal
determinsm model
Diasumsikan bahwa serangkaian faktor yang
berpengaruh dalam pengambilan keputusan untuk pertanian adalah nilai-nilai
petani, tujuan, motivasi, dan sikap
3)
Radical
model
Diasumsikan bahwa dengan teknologi tinggi dan
munculnya agribisnis sebagai kemajuan dalam pertanian
6.2 Sejarah dan Faktor yang
Mempengaruhi Pertanian
6.2.1 Sejarah Pertanian
Perkembangan Sistem Pertanian di Indonesia Pertanian merupakan aktivitas
ekonomi yang utama dan terbesar di Indonesia. Penerapan sistem pertanian pada
masa orde baru dilakukan dengan pencanangan Revolusi Hijau. Adanya dampak
negatif dari penerapan revolusi Hijau tersebut, maka para ahli/pakar mulai
memikirkan solusi lain untuk mengganti Sistem Pertanian Revolusi Hijau
tersebut. Hal ini ditandai dengan adanya konsep pembangunan berkelanjutan.
Salah satu konsep pembangunan berkelanjutan dalam bidang pertanian yaitu adanya
‘Agenda 21 Indonesia’. Yang memuat tentang Pengembangan Pertanian dan Pedesaan
Berkelanjutan. Sehingga kemudian berkembang sistem pertanian organik yang
dikembangkan oleh sebagian petani.’
Bentuk-bentuk
pertanian di Indonesia :
1.
Sawah
Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang
dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah
lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut.
2.
Tegalan
Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan
kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau
tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan
tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata.
Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi
tanaman pertanian.
3.
Pekarangan
Perkarangan adalah suatu lahan yang berada di
lingkungan dalam rumah (biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang
dimanfaatkan / digunakan untuk ditanami tanaman pertanian.
4.
Ladang Berpindah
Ladang berpindah adalah suatu kegiatan
pertanian yang dilakukan di banyak lahan hasil pembukaan hutan atau semak di
mana setelah beberapa kali panen / ditanami, maka tanah sudah tidak subur
sehingga perlu pindah ke lahan lain yang subur atau lahan yang sudah lama tidak
digarap.
6.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pertanian
Faktor
fisik
a. Iklim : temperatur dan curah hujan
b. Topografi :
relief, batuan
c. Tanah : kandungan kimia dan sifat fisik
tanah
d. Air : potensi air, kedalaman
Faktor
Non Fisik (Unsur Manusia)
a. Kultur dan sejarah
-
Tenaga
kerja, tingkat keterampilan dan teknologi petani
-
Adanya
kemampuan jumlah tenaga kerja
-
Kondisi
teknologitntang jalan (fasilitas jalan) dan sarana transport maupun
prasarananya)
b. Faktor ekonomi
-
Modal :
pemilikan kemampuan modal peralatan, tempat, dan uang
-
Supply
produksi pertanian, dalam kaitannya dengan permintaan pasar
-
Harga :
harga-harga sarana produksi dan harga produksi pertanian
c. Faktor politik
-
partisipasi
petani dalam praktek dan kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan
pembangunan pertanian, seperti harga, pajak, penilaian ekspor impor
-
larangan
untuk menanam suatu jenis tanaman, misal : ganja
-
bantuan
pemerintah berupa modal, bibit, pupuk, dan sabagainya
6.2.3
Tipe Pertanian
1) Pertanian intensif
·
Tujuan
utama usahatani adalah mendapatkan keuntungan maksimum
·
Produksi
per ha tinggi dan sedikit potensi lahan yang terbuang
·
Jenis
tanaman yang diusahakan yang secara ekonomis menguntungkan
·
Pertanian
intensif dijumpai di negara yang padat penduduknya dan di negara maju yang
langka lahan
Pertanian
intensif memperhatikan/melaksanakan :
·
Crop
rotation (pergiliran tanaman)
·
Dihindarkan
saat kerja/kosong
·
Penggunaan
bibit, pupuk, dan pengelolaan terencana dengan teknologi tepat guna
·
Pembuatan
teras (pengelolaan lingkungan fisik yang maksimum)
·
Menggunakan/
dengan sistem tanaman campuran (mixed croping)
2) Pertanian
subsisten
a. Orientasi produksi untuk kebutuhan konsumsi
keluarga
b. Jika produksi surplus bukan merupakan tujuan
utama, dan jika surplus produksi dijual padapasar lokal
c. Tenaga kerja keluarga
d. Tanah merupakan sebagian besar input
e. Modal lebih kecil
f. Input yang berupa bibit dan pupuk merupakan
hasil usahatani sendiri
3) Pertanian
ekstensif
a. Lahan yang diusahakan relatif luas
b. Efisiensi kurang, banyak lahan yang terbuang
karena tidak diusahakan semestinya
c. Produksi per hektar rendah
d. Teknologi terbatas
e. Tidak begitu mengharapkan return
f. Keuntungantidak menentu
g. Tanaman yang diusahakan bervariasi
h. Tenaga kerja keluarga
i.
Terdapat
di wilayah yang belum maju (aksesibilitasnya rendah)
4) Pertanian
perkebunan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada
tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan
memasarkan barang dan jasa
hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha
perkebunan dan masyarakat.
5) Peternakan
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternakuntuk mendapatkan manfaat dan hasil
dari kegiatan tersebut. Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan
saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang
ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan
prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan
secara optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan,
yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok
kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci
6.3. Persebaran Hasil Pertanian di Indonesia
6.3.1
Persebaran Hasil Pertanian
Hasil pertanian negara kita antara lain padi (beras), jagung, ubi kayu,
kedelai, dan kacang tanah. Di mana saja persebaran hasil pertanian ini?
- Padi (beras)
Daerah penghasil padi (beras) antara lain Aceh, Sumatera Barat, Sumatera
Selatan, Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat.
- Jagung
Daerah penghasil jagung antara lain Jawa Tengah (Wonosobo, Semarang,
Jepara, dan Rembang); Jawa Timur (Besuki, Madura); serta Sulawesi (Minahasa dan
sekitar danau Tempe).
- Ubi kayu (singkong)
Daerah penghasil singkong adalah Sumatera Selatan, Lampung, Madura, Jawa
Tengah (Wonogiri), dan Yogyakarta (Wonosari).
- Kedelai
Daerah penghasil kedelai adalah Jawa Tengah (Kedu, Surakarta, Pekalongan,
Tegal, Jepara, Rembang), D.I. Yogyakarta, Jawa Timur (Jember).
- Kacang tanah
Daerah penghasil kacang tanah ialah Sumatera Timur, Sumatera Barat, Jawa
Tengah (Surakarta, Semarang, Jepara, Rembang, Pati), Jawa Barat (Cirebon,
Priangan), Bali, dan Nusa Tenggara Barat (Lombok).
6.3.2
Persebaran Hasil Perkebunan
Hasil perkebunan negara kita antara lain
tebu, tembakau, teh, kopi, karet, kelapa (kopra), kelapa sawit, cokelat, pala,
cengkeh, lada, dan vanili. Di mana saja persebaran hasil perkebunan tersebut?
Mari kita lihat satu per satu.
- Tebu
Daerah penghasil tebu, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa
Timur, dan Sumatera (Nangroe Aceh Darussalam).
- Tembakau
Daerah penghasil tembakau ialah Sumatera Utara (Deli), Sumatera Barat
(Payakumbuh), Bengkulu, Sumatera Selatan (Palembang), Jawa Tengah (Surakarta,
Klaten, Dieng, Kedu, Temanggung, Parakan, Wonosobo), dan Jawa Timur
(Bojonegoro, Besuki).
- Teh
Daerah penghasil teh, yaitu Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Garut), Jawa
Tengah (Pegunungan Dieng, Wonosobo, Temanggung, Pekalongan), Sumatera Utara
(Pematang Siantar), dan Sumatera Barat.
- Kopi
Daerah penghasil kopi, yaitu Jawa Barat (Bogor, Priangan), Jawa Timur
(Kediri, Besuki), Sumatera Selatan (Palembang), Bengkulu (Bukit Barisan),
Sumatera Utara (Deli, Tapanuli), Lampung (Liwa), Sulawesi (Pegunungan Verbeek),
Flores (Manggarai).
- Karet
Daerah penghasil karet, yaitu D.I. Aceh (Tanah gayo, Alas), Sumatera Utara
(Kisaran, Deli, Serdang), Bengkulu (Rejang Lebong), Jawa Barat (Sukabumi,
Priangan), Jawa Tengah (Banyumas, Batang), Jawa Timur (Kawi, Kelud), dan
Kalimantan Selatan ( pegunungan Meratus).
- Kelapa (kopra)
Daerah penghasil kelapa, yaitu Jawa Barat (Banten, Priangan), Jawa Tengah (Banyumas),
D.I. Yogyakarta, Jawa Timur (Kediri), Sulawesi Utara (Minahasa, Sangihe,
Talaud, Gorontalo), dan Kalimantan Selatan (pegunungan Meratus).
- Kelapa Sawit
Daerah penghasil kelapa sawit ialah D.I. Aceh (Pulau Simelue), Sumatera
Utara (Pulau Nias, Pulau Prayan,Medan, Pematang Siantar).
- Cokelat
Daerah penghasil cokelat ialah Jawa Tengah (Salatiga) dan Sulawesi
Tenggara.
- Pala
Daerah penghasil pala ialah Jawa Barat dan Maluku.
- Cengkeh
Daerah penghasil cengkeh ialah Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara
(Tapanuli), Jawa Barat (Banten, Priangan), Jawa Tengah (Banyumas), Sulawesi
Utara (Minahasa), dan Maluku.
- Lada
Daerah penghasil lada ialah Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan (Palembang,
Pulau Bangka), dan Kalimantan Barat.
- Vanili
Dihasilkan di daerah Flores (Manggarai, Bajawa), Papua, dan daerah-daerah
lainnya di Indonesia.
6.3.3
Persebaran Hasil Kehutanan
Hasil kehutanan negara kita antara lain
kayu dan rotan. Jenis kayu yang dihasilkan antara lain keruing, meranti,
agathis, jati, cendana, akasia, dan rasamala. Di mana saja persebaran hasil
kehutanan ini?
- Kayu keruing, kayu meranti, dan kayu agathis terutama dihasilkan di daerah-daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
- Kayu jati dihasilkan di daerah Jawa Tengah.
- Kayu cendana banyak dihasilkan di Nusa Tenggara Timur.
- Akasia dan rasamala dihasilkan di daerah Jawa Barat.
- Rotan dihasilkan dari daerah Kalimantan, Sumatera Barat, Sumatera Utara.
6.3.4 Persebaran Hasil Peternakan
Hasil peternakan negara kita antara lain
sapi, kerbau, kuda, dan babi. Berikut ini pesebaran hasil peternakan di
Indonesia.
- Ternak sapi. Daerah penghasil ternak sapi adalah Sumatera (Aceh), Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat (Lombok dan Sumbawa).
- Ternak kerbau. Daerah penghasil kerbau adalah Aceh, Sulawesi, dan Jawa.
- Ternak kuda. Daerah penghasil kuda adalah Nusa Tenggara Timur (Pulau Sumba) dan Sumatera Barat.
- Ternak babi. Daerah penghasil ternak babi adalah Bali, Maluku, Sulawesi Utara (Minahasa), Sumatera Utara (Tapanuli), Jawa Barat (Karawang)
6.3.5
Persebaran Hasil Perikanan
- Budi daya udang dan bandeng, terdapat di pantai utara Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
- Daerah penangkapan ikan (nelayan tradisional dan modern) antara lain Sumatera Timur (Bagan Siapi-api), Bengkalis untuk jenis ikan terubuk. Sedangkan ikan tenggiri, cumi-cumi, udang, rumput laut, dan ikan layang-layang ditangkap dari daerah Laut Jawa, Selat Sunda, Pantai Selatan (Cilacap), Selat Bali, Selat Flores, dan Selat Makasar. Kepulauan Maluku (Ambon) menghasilkan tiram, mutiara, dan tongkol.
- Budidaya ikan di darat. Budidaya ikan di darat itu ada bermacam- macam, antara lain di tambak/empang, waduk/bendungan, sawah (minapadi), sungai (sistem keramba), dan di danau.
6.4 Metode-metode pertanian
a. Metode Weaver dan metode Thomas
John C Weaver, J,T
Coppock, dan D. Thomas, analisa variansi penyebaran keruangan terutama di
terapkan pada bidang agrikultur untuk mengkaji penggunaan lahan pertanian.
Analisa ini didasarkan atas pendekatan faktor tunggal dengan dominan
(single-factor dominance) dan pendekatan faktor yang jamak (multifactor
approach) dengan menerapkan model matematik statistik varian.
J.T Coppock
mengembangkan metode Weaver untuk keseluruhan spektrum aktifitas pertanian
dengan mengubah ternak dan tanaman ke dalam unit dan pembedaan secara umum
berdasarkan pembobotan yang baku (standard).
b.Metode Von Thunen
Anggapan yang dikemukakan oleh Von Thunen adalah tanah
dasar semuanya. Intensitas setiap tanaman tertentu. Berdasarkan anggapan ini,
maka bentuk pemanfaatan tanah itu konsentris melingkari kota yang merupakan pasar,
sehingga yang penting di sini adalah menyusun daerah tanaman secara ekonomis.
Tanah yang paling dekat dari kota hendaknya dimanfaatkan untuk kehutanan. Tanah
diluarnya dimanfaatkan untuk ladang gandum dan tanah di luarnya lagi digunakan
untuk peternakan. Tanah yang digunakan untuk peternakan merupakan tanah terluar
yang memiliki nilai, sehingga setelah tanah peternakan tidak memiliki nilai
apapun. Daerah pembuangan sampah adalah tanah yang tidak memiliki nilai karena
terletak di luar dari tanah peternakan.
Von Thunen mengidentifikasi tentang perbedaan lokasi dari
berbagai kegiatan pertanian atas dasar perbedaan sewa lahan. Menurut Von Thunen
tingkat sewa lahan adalah paling mahal di pusat pasar dan makin rendah apabila
makin jauh dari pasar. Von Thunen menentukan hubungan sewa lahan dengan jarak
ke pasar dengan menggunakan kurva permintaan.
6.5 Upaya
Peningkatan Produksi Pertanian
Usaha yang dilakukan
pemerintah bersama-sama dengan masyarakat untuk meningkatkan produksi pertanian
antara lain melalui program intensifikasi, ekstensifikasi, mekanisasi,
diversifikasi, dan rehabilitasi lahan pertanian. Intensifikasi merupakan upaya
peningkatan produksi pertanian tanpa menambah luas lahan yang ada, tetapi
mengupayakan lahan seoptimal mungkin, misalnya melalui program Sapta Usaha
Tani, yang meliputi:
1) pengolahan tanah yang baik;
2) pemilihan bibit unggul
3) pengairan (irigasi);
4) pemupukan;
5) pemberantasan hama dan penyakit
secara terpadu;
6) pengolahan pasca panen; dan
7) pemasaran hasil.
Ekstensifikasi merupakan upaya
peningkatan produksi pertanian dengan menambah luas lahan yang telah ada,
misalnya melalui pembukaan lahan hutan, semak belukar atau mengeringkan lahan
rawa untuk dijadikan tanah pertanian. Upaya ini banyak dilakukan di
wilayah-wilayah yang masih luas, seperti Kalimantan dan Papua.
Adapunmekanisasipertanian merupakan upaya peningkatan produksi pertanian dengan
mengaplikasikan teknologi pertanian berupa mesin-mesin pertanian yang modern
dan tepat guna.Selain intensifikasi, ekstensifikasi dan mekanisasi, upaya
peningkatan produksi juga dilakukan melalui program diversifikasi, yaitu
peragaman jenis tanaman baik melalui sistem tumpang sari maupun tumpang gilir.
Tumpang sari dapat diartikan sebagai peragaman jenis tanaman pada sebidang
lahan pada periode waktu yang sama, misalnya tanaman tomat ditumpangsarikan
dengan sayuran. Adapun tumpang giliradalah sistem peragaman jenis tanaman
pertanian dengan sistem rotasi, misalnya padi-palawija-padi.Rehabilitasi
merupakan upaya pengembalian tingkat kesuburan tanah yang sudah kurang
produktif
6.5.1 Irigasi
Irigasi
merupakan suatu proses pengaliran air dari sumber air ke sistem pertanian.
Irigasi adalah proses penambahan air untuk memenuhi kebutuhan lengas tanah bagi
pertumbuhan tanaman. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan
air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi
rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan tambak (PP 20/2006). Tindakan
intervensi manusia untuk mengubah agihan air dari sumbernya menurut ruang dan
waktu serta mengelola sebagian atau seluruh jumlah tersebut untuk menaikkan
produksi tanaman (Israelsen dan Hansen, 1980).
Irigasi
atau pengairan adalah suatu usaha untuk memberikan air guna keperluan pertanian
yang dilakukan dengan tertib dan teratur untuk daerah pertanian yang
membutuhkannya dan kemudian air itu dipergunakan secara tertib dan teratur dan
dibuang kesaluran pembuang. Istilah irigasi diartikan suatu bidang pembinaan
atas air dari sumber-sumber air, termasuk kekayaan alam hewani yang terkandung
didalamnya, baik yang alamiah maupun yang diusahakan manusia.
Metode
pendistribusian air irigasi dapat dibagi ke dalam : 1) Irigasi Permukaan; 2)
Irigasi Lapisan Bawah; 3) Sprinkler; 4) Drip atau Trickle (Hakim, dkk., 1986).
1. Sistem Irigasi Permukaan (Surface Irrigation System)
Sistem
irigasi permukaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu peluapan dan
penggenangan bebas (tanpa kendali) serta peluapan penggenangan secara
terkendali. Sistem irigasi permukaan yang paling sederhana adalah peluapan
bebas dan penggenangan. Dalam hal ini air diberikan pada areal irigasi dengan
jalan peluapan untuk menggenangi kiri atau kanan sungai yang mempunyai
permukaan datar. Sebagai contoh adalah sistem irigasi kuno di Mesir. Sistem ini
mempunyai efisiensi yang rendah karena penggunaan air tidak terkontrol.
Keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan
cara ini (pemberian air di permukaan) :
- Efisiensi penggunaan air yang cukup tinggi
- Air pengairan dapat dihemat
- Pemberian air dapat dilakukan secara teratur dan merata
- Dapat memperbaiki aerasi tanah pada zona perakaran
- Terjadinya penambahan unsur-unsur hara dalam tanah yang mudah diserap oleh akar tanaman demi pertumbuhan dan perkembangannya.
- Efisiensi penggunaan air yang cukup tinggi
- Air pengairan dapat dihemat
- Pemberian air dapat dilakukan secara teratur dan merata
- Dapat memperbaiki aerasi tanah pada zona perakaran
- Terjadinya penambahan unsur-unsur hara dalam tanah yang mudah diserap oleh akar tanaman demi pertumbuhan dan perkembangannya.
Kekurangan irigasi permukaan yaitu :
- Diperlukan biaya yang lebih besar bagi pengaturan air yang intensif serta penggunaan lebih banyak tenaga
- penekanan terhadap pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu) kurang efektif
(Kartasapoetra, dkk, 2002).
- Diperlukan biaya yang lebih besar bagi pengaturan air yang intensif serta penggunaan lebih banyak tenaga
- penekanan terhadap pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu) kurang efektif
(Kartasapoetra, dkk, 2002).
2. Sistem Irigasi Bawah Permukaan (Sub Surface Irrigation System)
Sistem
irigasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan meresapkan air ke dalam tanah di
bawah zona perakaran melalui sistem saluran terbuka ataupun dengan menggunakan
pipa porus. Lengas tanah digerakkan oleh gaya kapiler menuju zona perakaran dan
selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman.
3. Sistem irigasi dengan pancaran (sprinkle irrigation)
Prinsip
yang digunakan sistem ini adalah memberi tekanan pada air dalam pipa dan
memancarkan ke udara sehingga menyerupai hujan selanjutnya jatuh pada permukaan
tanah. Cara pemancaran dapat dilakukan dengan berbagai variasi, antara lain
dengan menggunakan pipa porus ataupun menggunakan alat pancar yang bisa
berputar. Untuk dapat memberikan siraman yang merata sering digunakan alat
pancar yang diletakkan di atas kereta dan dapat berpindah-pindah.
Keuntungan irigasi curah :
- Pengukuran air lebih mudah
- Tidak mengganggu pekerjaan dan hemat lahan
- Efisiensi air tinggi
- Investasai dengan mempertimbangkan kebutuhan
- Jaringan distribusi luwes dan memungkinkan otomasi sehingga D & P lebih murah.
(Anonimoush , 2009).
Beberapa kelemahan dari system irigasi curah adalah :
1. memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yangcukup tinggi, antara lain untuk operasi pompa air dan tenaga pelaksana yang terampil
2. Memerlukan rancangan dan tata letak yang cukup teliti untuk memperoleh tingkat efisiensi yang cukup terliti untuk memperoleh tingkat efisiensi yang tinggi
(Susanto, dkk, 2006).
- Pengukuran air lebih mudah
- Tidak mengganggu pekerjaan dan hemat lahan
- Efisiensi air tinggi
- Investasai dengan mempertimbangkan kebutuhan
- Jaringan distribusi luwes dan memungkinkan otomasi sehingga D & P lebih murah.
(Anonimoush , 2009).
Beberapa kelemahan dari system irigasi curah adalah :
1. memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yangcukup tinggi, antara lain untuk operasi pompa air dan tenaga pelaksana yang terampil
2. Memerlukan rancangan dan tata letak yang cukup teliti untuk memperoleh tingkat efisiensi yang cukup terliti untuk memperoleh tingkat efisiensi yang tinggi
(Susanto, dkk, 2006).
4. Sistem irigasi tetes (trickle
irrigation atau drip
irrigation)
Sistem
irigasi tetes sering disebut dengan trickle irrigation atau
kadang-kadang drip irrigation. Sistem yang digunakan adalah
dengan memakai pipa-pipa dan pada tempat-tempat tertentu diberi lubang untuk
jalan keluarnya air menetes ke tanah. Perbedaan dengan sistem pancaran adalah
besarnya tekanan pada pipa yang tidak begitu besar.
Keuntungan irigasi tetes :
- Efisiensi sangat tinggi (evaporasi rendah, tidak ada gerakan air di udara, tidak ada pemabasahan daun, run off rendah, pengairan dibatasi disekitar tanaman pokok)
- Respon lebih baik (produksi, kualitas, keseragaman) terhadap tanaman
- Tidak mengganggu aerasi tanah, dapat dipadu dengan unsur hara, tekanan rendah, tidak mengganggu keseimbangan kadar lengas
- Mengurangi perkembangan serangga, penyakit, dan jamur
- Penggaraman/pencucian garam efektif karena ada isolasi lokasi
- Lahan tidak terganggu karena pengolahan tanah, siraman, dll
- Meningkatkan drainase permukaan
Sistem irigasi tetes memiliki beberapa kelemahan, terutama jika akan diterapkan secara luas di Indonesia, antara lain :
1. Investasi yang dikeluarkan cukup tinggi dan dibutuhkan teknik yang relatif tinggi dalam desain, instalasi dan pengoperasian sistem
2. Penyumbatan emiter yang disebabkan oleh faktor fisik, kimia dan biologi air yang dapat mengurangi efisiensi dan kinerja sistem
- Efisiensi sangat tinggi (evaporasi rendah, tidak ada gerakan air di udara, tidak ada pemabasahan daun, run off rendah, pengairan dibatasi disekitar tanaman pokok)
- Respon lebih baik (produksi, kualitas, keseragaman) terhadap tanaman
- Tidak mengganggu aerasi tanah, dapat dipadu dengan unsur hara, tekanan rendah, tidak mengganggu keseimbangan kadar lengas
- Mengurangi perkembangan serangga, penyakit, dan jamur
- Penggaraman/pencucian garam efektif karena ada isolasi lokasi
- Lahan tidak terganggu karena pengolahan tanah, siraman, dll
- Meningkatkan drainase permukaan
Sistem irigasi tetes memiliki beberapa kelemahan, terutama jika akan diterapkan secara luas di Indonesia, antara lain :
1. Investasi yang dikeluarkan cukup tinggi dan dibutuhkan teknik yang relatif tinggi dalam desain, instalasi dan pengoperasian sistem
2. Penyumbatan emiter yang disebabkan oleh faktor fisik, kimia dan biologi air yang dapat mengurangi efisiensi dan kinerja sistem
3. Pada daerah yang tidak terbasahi
berpotensi terjadi pemupukan garam
Dalam
perkembangannya, irigasi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
a. Irigasi Sistem Gravitasi
Irigasi
gravitasi merupakan sistem irigasi yang telah lama. dikenal dan diterapkan
dalam kegiatan usashatani. Dalam sistem irigasi ini, sumber air diambil dari
air yang ada di permukaan burni yaitu dari sungai, waduk dah danau di dataran
tinggi. Pengaturan dan pembagian air irigasi menuju ke petak-petak yang
membutuhkan, dilakukan secara gravitatif.
b. Irigasi Sistem Pompa
Sistem
irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan, apabila pengambilan secara
gravitatif ternyata tidak layak dari segi ekonomi maupun teknik. Cara ini
membutuhkan modal kecil, namun memerlukan biaya ekspoitasi yang besar. Sumber
air yang dapat dipompa untuk keperluan irigasi dapat diambil dari sungai,
misalnya Setasiun Pompa Gambarsari dan Pesangrahan (sebelum ada Bendung Gerak
Serayu).
c. Irigasi Pasang-surut
Yang
dimaksud dengan sistem irigasi pasang-surut adalah suatu tipe irigasi yang
memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang-surut air laut.
Areal yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang mendapat
pengaruh langsung dari peristiwa pasang-surut air laut. Untuk daerah Kalimantan
misalnya, daerah ini bisa mencapai panjang 30 - 50 km memanjang pantai dan 10 -
15 km masuk ke darat. Air genangan yang berupa air tawar dari sungai akan
menekan dan mencuci kandungan tanah sulfat masam dan akan dibuang pada saat air
laut surut.
Jaringan Irigasi
Jaringan
irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari
penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangannya.
Jaringan utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem
irigasi, mulai dari bangunan utama, saluran induk atau primer, saluran sekunder,
dan bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya.
Klasifikasi Jaringan Irigasi
Berdasarkan
cara pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas, jaringan irigasi
dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu (1) jaringan irigasi
sederhana, (2) jaringanirigasi semi teknis dan (3) jaringan irigasi teknis.
1. Jaringan
Irigasi Sederhana
Di
dalam jaringan irigasi sederhana, pembagian air tidak diukur atai diatur
sehingga air lebih akan mengalir ke saluran pembuang. Persediaan air biasanya
berlimpah dan kemiringan berkisar antara sedang dan curam. Oleh karena itu hampir-hampir
tidak diperlukan teknik yang sulit untuk pembagian air.
Jaringan
irigasi ini walaupun mudah diorganisir namun memiliki kelemahan-kelemahan
serius yakni :
a. Ada
pemborosan air dan karena pada umumnya jaringan ini terletak di daerah yang tinggi,
air yang terbuang tidak selalu dapat mencapai daerah rendah yang subur.
b. Terdapat banyak
pengendapan yang memerlukan lebih banyak biaya dari penduduk karena tiap desa
membuat jaringan dan pengambilan sendiri-sendiri.
c. Karena
bangunan penangkap air bukan bangunan tetap/permanen, maka umumya pendek
2. Jaringan
Irigasi Semi Teknis
Pada
jaringan irigasi semi teknis, bangunan bendungnya terletak di sungai lengkap
dengan pintu pengambilan tanpa bangunan pengukur di bagian hilirnya. Beberapa
bangunan permanen biasanya juga sudah dibangun di jaringan saluran. Sistim
pembagian air biasanya serupa dengan jaringan sederhana. Bangunan pengambilan
dipakai untuk melayani/mengairi daerah yang lebih luas dari pada daerah layanan
jaringan sederhana.
3. Jaringan Irigasi Teknis
Salah
satu prinsip pada jaringan irigasi teknis adalah pemisahan antara saluran
irigasi/pembawa dan saluran pembuang/pematus. Ini berarti bahwa baik saluran
pembawa maupun saluran pembuang bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing. Saluran
pembawa mengalirkan air irigasi ke sawah-sawah dan saluran pembuang mengalirkan
kelebihan air dari sawahsawah ke saluran pembuang.
Petak
tersier menduduki fungsi sentral dalam jaringan irigasi teknis. Sebuah petak
tersier terdiri dari sejumlah sawah dengan luas keseluruhan yang umumnya
berkisar antara 50 - 100 ha kadang-kadang sampai 150 ha. Jaringan saluran
tersier dan kuarter mengalirkan air ke sawah. Kelebihan air ditampung didalam
suatu jaringan saluran pembuang tersier dan kuarter
dan selanjutnya
dialirkan ke jaringan pembuang sekunder dan kuarter. Jaringan irigasi teknis
yang didasarkan pada prinsip-prinsi di atas adalah cara pembagian air yang
paling efisien dengan mempertimbangkan waktuwaktu merosotnya persediaan air
serta kebutuhan petani.
Jaringan
irigasi teknis memungkinkan dilakukannya pengukuran aliran, pembagian air
irigasi dan pembuangan air lebih secara efisien. Jika petak tersier hanya
memperoleh air apda satu tempat saja dari jaringan utama, hal ini akan
memerlukan jumlah bangunan yang lebih sedikit di saluran primer, ekspoitasi
yang lebih baik dan pemeliharaan yang lebihmurah. Kesalahan dalam pengelolaan
air di petak-petak tersier juga tidak akan mempengaruhi pembagian air di
jaringan utama.
6.5.2
Pupuk
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam
atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga
mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik
ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen tambahan. Pupuk
mengandung bahan baku pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen
seperti hormontumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Ke dalam pupuk,
khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen
1. Pupuk Organik
Pupuk organik
adalah semua sisa bahan tanaman, pupuk hijau, dan kotoran hewan yang mempunyai
kandungan unsur hara rendah. Pupuk organik tersedia setelah zat tersebut
mengalami proses pembusukan oleh mikro organisme. Selain pupuk anorganik, pupuk
organik juga harus dberikan pada tanaman. Macam-macam pupuk organik adalah
sebagi berikut:
a. Kompos
Pupuk kompos adalah pupuk
yang dibuat dengan cara membusukkan sisa-sisa tanaman. Pupuk jenis ini
berfungsi sebagai pemberi unsur-unsur hara yang berguna untuk perbaikan struktur
tanah.
b. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah bagian
tumbuhan hijau yang mati dan tertimbun dalam tanah. Pupuk organik jenis ini
mempunyai perimbangan C/N rendah, sehingga dapat terurai dan cepat tersedia
bagi tanaman. Pupuk hijau sebagai sumber nitrogen cukup baik di daerah tropis,
yaitu sebagai pupuk organik sebagi penambah unsur mikro dan perbaikan struktur
tanah.
c. Pupuk kandang
pupuk kandang adalah pupuk
yang berasal dari kotoran hewan. Kandungan hara dalam puouk kandang rata-rata
sekitar 55% N, 25% P2O5, dan 5% K2O (tergantung
dari jenis hewan dan bahan makanannya). Makin lama pupuk kandang mengalamai
proses pembusukan, makin rendah perimbangan C/N-nya.
2. Pupuk
Anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa
anorganik) adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan
mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan
untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan
untuk hidup secara wajar. Puuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau dan yang
dibutuhkan dalam proses fotosintesis.
Berdasarkan kandungan
unsur-unsurnya, pupuk anorganik digolongkan sebagai berikut :
6.6 Pupuk Tunggal
Pupuk tunggal yaitu pupuk
yang mengandung hanya satu jenis unsur hara sebagai penambah kesuburan. Contoh
pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K.
a. Pupuk Nitrogen
Fungsi
nitrogen (N) bagi tumbuhan adalah:
·
Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan merangsang
pertunasan.
·
Memperbaiki kualitas, terutama kandungan proteinnya.
·
Menyediakan bahan makanan bagi mikroba (jasad renik)
Nitrogen diserap dalam tanah
berbentuk ion nitrat atau ammonium. Kemudian, didalam tumbuhan bereaksi dengan
karbon membentuk asam amino, selanjutnya berubah menjadi protein. Nitrogen
termasuk unsur yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman karena 16-18% protein
terdiri dari nitrogen. Pupuk yang paling banyak mengandung unsur nitrogen
adalah pupuk urea.
Macam-macam pupuk nitrogen
sebagai berikut.
·
pupuk urea(CO(NH2)2) yang mengandung 47% nitrogen
(paling tinggi dibandingkan dengan pupuk nitrogen jeni lain).
·
pupuk
ZA (Zwavel Ammonium) atau ammonium sulfat ((NH4)2SO4)
yang mengandung 21% nitrogen.
·
Pupuk ammonium klorida (salmiak) atau NH4Cl, mengandung 20%
nitrogen.
·
Pupuk ASN (ammonium Sulfat Nitrat) atau [(NH4)3(SO4)(NO3)],
mengandung 23-26% nitrogen.
·
Pupuk natrium nitrat atau sodium nitrat (NaNO3), mengandung
15% nitrogen.
b. Pupuk Fosforus
Fosforus (P) bagi tanaman
berperan dalam proses:
·
respirasi dan fotosintesis
·
penyusunan asam nukleat
·
pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.
·
Perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap
kekeringan, dan,
·
Mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan
waktu panen.
Unsur fosfor diperlukan
diperlukan dalam jumlah lebih sedikit daripada unsur nitrogen. Fosfor diserap
oleh tanaman dalam bentuk apatit kalsium fosfat, FePO4, dan AlPO4.
Macam-macam pupuk fosfor
sebagai berikut :
·
pupuk superfosfat (Ca(H2PO4)2) yang
sangat mudah larut dalam air sehingga mudah diserap oleh akar tanaman.
Contoh: Engkel superfosfat (ES) yang mengandung sekitar 15% P2O5,
Double superfosfat (DS) yang mengandung sekitar 30% P2O5,
dan Tripel Superfosfat (TSP) yang mengandung sekitar 45%P2O5.
·
Pupuk FMP (Fused Magnesium Phosphate) atau Mg3(PO4)2 yang
baik digunakan pada tanah yang banyak mengandung besi dan aluminium.
·
Pupuk aluminium fosfat (AlPO4)
·
Pupuk besi (III) fosfat (FePO4)
c. Pupuk Kalium
Fungsi kalium bagi tanaman
adalah
·
Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.
·
Mempercepat metabolisme unsur nitrogen,
·
Mencegah bunga dan buah agar tidak mudah gugur.
Macam-macam pupuk kalium sebagai berikut:
·
pupuk kalium klorida atau potassium klorida (KCl). Ada 2 macam pupuk KCl
yang beredar di pasaran, yaitu KCl 80 (mengandung 50% K2O) dan KCl
90 (mengandung 53% K2O).
·
Pupuk ZK (Zwavel Kalium) atau kalium sulfat (K2SO4)
yang baik digunakan pada tanaman yang tidak tahan te rhadap konsentrasi ion
klorida tinggi. Ada 2 macam pupuk ZK yang beredar di pasaran, yaitu ZK 90
(mengandung 50% K2O) dan ZK 96 (mengandung 53% K2O).
2. Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk yaitu pupuk
yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah
kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang
paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium
nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4),
dan kalium klorida (KCL).
Kadar unsur hara N, P, dan K
dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk
NPK 10-20-15 berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor
(sebagai P2O5)dan 15% kalium (sebagai K2O).
Penggunaan pupuk majemuk
harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena
setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia
beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam.
Nilai suatu pupuk ditentukan oleh hal-hal berikut :
a. Kadar unsur, makin
tinggi kadar unsur, akin tinggi nilai pupuk.
b. Higroskopisitas, pupuk buatan mulai menarik air pada
kelembaban 51-99%. Pupuk yang mudah menarik air, misalnya urea mengalami
masalah pada penympanan, sifat higroskopis secara langsung tidak mempengaruhi
nilai pupuk sebagai penambah kesuburan tanah.
c. Kelarutan, mempengaruhi mudah tidaknya unsur-unsur yang terkandung diambil
oleh tanaman.
d. Cara kerja, bekerjanya pupuk adalah waktu yang diperlukan
hingga pupuk tersebut dapat dihisap oleh tanaman dan memperlihatkan
pengaruhnya. Bekerjanya pupuk sangat mempengaruhi waktu dan cara penggunaan
pupuk.
e. Keasaman, beberapa jenis pupuk dapat dipakai untuk
meningkatkan, mempetahankan, atau mengurai keasaman tanah.
Pengaruh negatif
penggunaan pupuk
a. Pengaruh negatif pupuk urea
·
tanah akan bersifat agak asam
·
penggunaan urea berlebihan dalam kurun waktu yang berdekatan akan
mengurangi proses tumbuhnya kecambah dari suatu bibit dan mengurangi daya serap
akar.
b. Pengaruh negatif pupuk superfosfat
·
Jika kelebihan superfosfat, tanah akan kelebihan asam. Hal ini
dikarenakan superfosfat dapat meningkatkan konsentrasi hydrogen dalam tanah.
·
Dapat bersifat racun bagi tanaman jika diberikan pada tanaman yang tumbuh
pada tanah yang mengandung banyak unsur aluminium. Hal ini dikarenakan
superfosfat dapat mempercepat pembentukan racun aluminium, atau toxic
aluminium.
c. Pengaruh negatif pupuk ammonium sulfat
·
Dapat bersifat racun bagi tanah jika diberikan pada tanah tanpa disertai
kapur. Tanpa adanya batuan kapur, ammonium sulfat akan bebas bereaksi dengan
besi, aluminium, dan mangan membentuk racun besi, aluminium, dan mangan.
·
Kelebihan pupuk ammonium sulfat mengakibatkan tanah besifat asam. Dengan
demikian, pupuk ini harus diberikan pada tanah yang bersifat basa.
6.5.3
Bioteknologi
Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah
melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna. Supriatna
(1992 ) memberi batasan tentang arti bioteknologi secara lebih lengkap, yakni:
pemanfaatan prinsip–prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem
atau proses biologis untuk menghasilkan dan atau meningkatkan potensi organisme
maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.
6.5.4
Revolusi
hijau
Pengertian revolusi hijau adalah usaha pengembangan teknologi pertanian
untuk meningkatkan produksi pangan. Mengubah dari pertanian yang tadinya
menggunakan teknologi tradisional
menjadi pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju atau modern.
Revolusi hijau muncul berkaitan erat dengan adanya masalah pangan bagi umat
manusia.Timbulnya masalah pangan bagi umat manusia
disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Kebutuhan pangan
semakin meningkat
2. Lahan pertanian
semakin berkurang
3. Banyak
lahan pertanian rusak akibat perang
4. Adanya
lahan tidur yang tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya
5. Adanya
lahan yang rusak akibat tercemar oleh limbah atau terkena radiasi
Revolusi hijau mendasarkan diri pada
empat pilar penting yaitu
1. penyediaan air melalui sistem
irigasi,
2. pemakaian pupuk kimia secara optimal,
3. penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan
4. penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.
Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadilah peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu
2. pemakaian pupuk kimia secara optimal,
3. penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan
4. penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.
Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadilah peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu
Di negara kita Indonesia
revolusi industri diterapkan dengan ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian.
Ekstensifikasi dengan perluasan areal. Terbatasnya areal, menyebabkan pengembangan
lebih banyak pada intensifikasi. Intensifikasi dilakukan melalui Panca Usaha
Tani, (lima usaha tani), yaitu :
1. Teknik pengolahan lahan pertanian
2. Pengaturan irigasi
3. Pemupukan
4. Pemberantasan hama
5. Penggunaan bibit unggul
2. Pengaturan irigasi
3. Pemupukan
4. Pemberantasan hama
5. Penggunaan bibit unggul
Untuk meningkatkan produksi pangan dan produksi pertanian
umumnya dilakukan dengan empat usaha pokok, yaitu sebagai berikut.
a.
Intensifikasi
pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan menerapkan pancausaha
tani.
b.
Ekstensifikasi
pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan membuka lahan baru
termasuk usaha penangkapan ikan dan penanaman rumput untuk makanan ternak.
c.
Diversifikasi
pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan keanekaragaman usaha
tani.
d.
Rehabilitasi pertanian
: usaha meningkatkan produksi pertanian dengan pemulihan kemampuan daya
produkstivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.
Dampak positif
1. Penggunaan
mesin traktor untuk pengolahan sawah dan tanah
2. Teknologi
hujan buatan
3. Penggunaan
mesin untuk memanen gandum atau padi
4. Ditemukannya
mesin penggiling padi dan gandum
5. Intensifikasi
dalam dunia pertanian
6. Ditemukannya
bibit unggul
7. Berdirinya
IPTN ( Industri Pesawat Terbang Nusantara)
8. Pembangunan
pabrik di berbagai tempat, missal pabrik semen (Krakatau Steel)
9. Memberikan lapangan kerja bagi para
petani maupun buruh pertanian.
10. Daerah yang tadinya hanya dapat memproduksi secara terbatas
dan hanya untuk memenuhi kebutuhan minimal masyarakatnya dapat menikmati hasil
yang lebih baik karena revolusi hijau.
11. Kekurangan bahan pangan dapat teratasi.
12. Sektor pertanian
mampu menjadi pilar penyangga perekonomian Indonesia terutama terlihat ketika
Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga orang beralih usaha ke sektor
agrobisnis.
13. Meningkatkan produktivitas tanaman
pangan..
14. Peningkatan produksi pangan menyebabkan
kebutuhan primer masyarakat industri menjadi terpenuhi.
15. Indonesia
berhasil mencapai swasembada beras.
16. Kualitas tanaman pangan
semakin meningkat.
Dampak negatif
1. System
bagi hasil mengalami perubahan
2. System panen bersama berubah menjadi
system upah
3. Kesempatan
kerja di pedesaan berkurang karena diganti menjadi mesin
4. Timbul
urbanisasi karena di desa tidak ada pekerjaan
5. System
ekonomi desa makin luas
6. Ketergantungan pada pupuk kimia makin
besar
7. Biaya produksi dan perawatan makin
mahal
8. Polusi tanah dan kematian berbagai
jenis hewan karena obat hama
9. Penanaman tidak memperhatikan siklus
akan mengakibatkan kebalnya hama
10. Timbul kerusakan hutan karena tebang kayu dengan mesin
11. Penggunaan pupuk buatan dan pwstisida secara berlebihan akan
mengakibatkan lahan pertanian menjadi tidak subur lagi.
12. Berkurangnya keanekaragaman genetic jenis tanaman tertentu
yang disebabkan oleh penyeragaman jenis tanaman tertentu yang dikembangkan.
13. Adanya mekanisme pertanian mengakibatkan cara bertani tradisional
menjadi terpinggirkan.
14. Rasa kegotongroyongan
semakin menurun.
15. Hasil panen dari
beberapa kawasan Revolusi Hijau mengalami penurunan.
16. Muncullah
komersialisasi produksi pertanian
17. Muncul sikap
individualis dalam hal penguasaan tanah
18. Terjadi perubahan
struktur sosial di pedesaan dan pola hubungan antarlapisan petani di desa
dimana hubungan antar lapisan terpisah dan menjadi satuan sosial yang
berlawanan kepentingan.
19. Memudarnya sistem
kekerabatan dalam masyarakat yang awalnya menjadi pengikat hubungan antar
lapisan.
20. Muncul kesenjangan
ekonomi karena pengalihan hak milik atas tanah melalui jual beli.
21. Harga tanah yang
tinggi tidak terjangkau oleh kemampuan ekonomi petani lapisan bawah sehingga
petani kaya mempunyai peluang sangat besar untuk menambah luas tanah.
22. Menyebabkan
tingkat pendapatanpun akan berbeda.
23. Muncul kesenjangan
yang terlihat dari perbedaan gaya bangunan maupun gaya berpakaian penduduk yang
menjadi lambang identitas suatu lapisan sosial.
24. Mulai ada upaya
para petani untuk beralih pekerjaan ke jenis yang lain seiring perkembagan
teknologi.
6.6 Pangan
dan Ketahanan Pangan
6.6.1 Pengertian Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber
hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan
sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Sistem pangan
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan, pembinaan, dan atau
pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi pangan dan peredaran pangan
sampai dengan siap dikonsumsi manusia
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia
6.6.2 Ketahanan Pangan
Dalam undang undang No : 7 tahun 1996 tentang pangan, pengertian
ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari ketersediaan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman,
merata dan terjangkau. Dari pengertian tersebut, tersirat bahwa upaya
mewujudkan ketahanan pangan nasional harus lebih dipahami sebagai pemenuhan
kondisi kondisi :
(1)
Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup, dengan pengertian
ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan yang berasal dari tanaman,
ternak dan ikan dan memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, vitamin dan mineral
serta turunan, yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
(2)
Terpenuhinya pangan dengan kondisi aman, diartikan bebas dari pencemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang lain dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia, serta aman untuk kaidah agama.
(3)
Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, diartikan bahwa distribusi
pangan harus mendukung tersedianya pangan pada setiap saat dan merata di
seluruh tanah air.
(4)
Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, diartikan bahwa pangan mudah
diperoleh rumah tangga dengan harga yang terjangkau.
Secara
umum, ketahanan pangan mencakup 4 aspek, yaitu kecukupan (sufficiency), akses
(access), keterjaminan (security), dan waktu (time).Dengan adanya aspek
tersebut maka ketahanan pangan dipandang menjadi suatu sistem, yang merupakan
rangkaian dari tiga komponen utama yaitu ketersediaan dan stabilitas pangan
(food availability dan stability), kemudahan memperoleh pangan (food
accessibility) dan pemanfaatan pangan.
Rawan Pangan
Rawan
pangan merupakan suatu kondisi ketidakmampuan untuk memperoleh pangan yang
cukup dan sesuai untuk hidup sehat dan berakvitas dengan baik. Rawan pangan
dapat dibedakan 2 jenis yaitu : (a) rawan pangan kronis, yaitu ketidakcukupan
pangan secara menetap akibat ketidakmampuan rumah tangga untuk memperoleh
pangan yang dibutuhkan melalui pembelian di pasar atau melalui produksi
sendiri. Kondisi ini berakar pada kemiskinan dan (b) rawan pangan transien/
transistori, yaitu penurunan akses terhadap pangan yang dibutuhkan rumah tangga
secara kontemporer
6.6.3 Permasalahan Pangan Dunia
a. Bencana kelaparan
Disebabkan karena kenaikan harga pangan duniadan bergantinya iklim yang
tidak teratur dapat mengakibatkan tanaman yang ditanam atau padi tidak
dapat berkembang dengan sempurna atau tidak dapat hidup menghasilkan nasi untuk
makanan manusia sehari-hari. Jumlah orang yang kelaparan setiap harinya mencapai
angka tertinggi dalam sejarah sebanyak 1 milyar, atau tepatnya 1,02 milyar,
menurut data World Food Program PBB. Jutaan orang yang berada di tepi jurang
kelaparan saat ini masuk dalam kategori ini akibat krisis ekonomi global yang
menyebabkan rendahnya tingkat pendapatan dan banyak orang
yang kehilangan pekerjaan. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, pada
tahun 2012 terdapat tambahan sekitar 100 juta orang yang mengalami kelaparan
dan kemiskinan kronis dibandingkan tahun lalu. Sementara jumlah orang yang
sangat membutuhkan makanan bertambah, agen-agen bantuan juga melaporkan
rendahnya jumlah bantuan yang diberikan serta pemangkasan anggaran
b.
Sejarah bencana kelaparan dunia
Wabah
Kelaparan Besar (bahasa Inggris: The
Great Famine mengacu pada kejadian meluasnya kelaparan di Eropa pada rentang
waktu antara tahun 1845-1852. Walaupun melanda banyak negara Eropa saat itu,
dampak terparah terjadi di Irlandia dan Skotlandia. Dalam sejarah Irlandia bahkan wabah kelaparan ini
berdampak luas berupa berkurangnya penduduk wilayah ini sebesar 20% sampai 25%,
yang awalnya berjumlah lima juta penduduk turun menjadi 3 juta akibat tingginya
tingkat kematian dan emigrasi.
Penyebab
awal kelaparan ini adalah beruntunnya kegagalan panen kentangakibat
hampir semua umbi kentang tidak
dapat dikonsumsi karena terserang hama kentang. Pada waktu itu, di Irlandia sekitar sepertiga
penduduk tergantung sepenuhnya pada kentang untuk penghidupannya. Akibatnya,
dampak terparah mengenai negara itu. Diperkirakan satu juta orang meninggal
dunia dan satu juta lainnya meninggalkan Irlandia. Wabah kelaparan ini di
Irlandia kemudian berdampak luas secara politik, sosial dan ekonomi;
dan sampai sekarang masih diperdebatkan makna sejarahnya.
Setelah
kasus di Irlandia, menyusul lah kasus di Ukraina yang disebut
Holdomor.Holodomor adalah peristiwa pembunuhan dan kelaparan beramai-ramai
pada 1932-1933 di Ukraina.
Hampir 7 juta mati kelaparan akibat tirani Uni Soviet yang mengamalkan dasar Josef Stalin dengan
tujuan menghapus semangat kebangsaan rakyat Ukraina. Sebanyak 25.000 penduduk
kampung meninggal setiap hari atau pada harga 1.000 orang per jam atau 17 orang
per menit. Rata-rata umur penduduk Ukraina pada 1933 adalah 7.3 tahun untuk
pria dan 10.9 tahun untuk wanita, sedangkan dalam kalangan anak, satu dari
setiap tiga orang, meninggal dunia.Kasus ini oleh sebagian warga dunia dianggap
sebagai persamaan dengan kasus Holocaust oleh Hitler. Kelaparan di Ukraina
terjadi karena sistem denda yg diberlakukan stalin dimana denda tersebut berupa
gandum dan bahan makanan lain dari kampung yang tidak mematuhi kuota akuisisi
sereal dan produk pertanian yang sengaja dikenakan dengan sangat tinggi.
Dilanjutkan
pada tahun 1943, adalah kasus Kelaparan di Benggala 1943, yaitu
peristiwa kelaparan yang menimpa Benggala (yang saat itu dijajah oleh Britania).
Diperkirakan sekitar 3 juta orang tewas akibat kelaparan dan gizi buruk.
Pemerintah Benggala bereaksi dengan malas-malasan dan tidak kompeten, menolak
untuk menghentikan ekspor makanan dari Benggala.
Britania
Raya mengalami kekalahan di Singapura pad tahun 1942. Burma selanjutnya
diduduki oleh Jepang. Burma merupakan pengekspor beras terbesar di dunia pada
periode antar perang. Pada tahun 1940, sekitar 15% dari beras India berasal
dari Burma. Sementara itu, beras terus diekspor dari India untuk memberi makan
tentara perang. Hal ini diperparah dengan tibanya siklon pada 16 Oktober 1942
di Benggala danOrissa. Banyak daerah penanaman beras yang banjir, sehingga
terjadi gagal panen. Akibatnya, petani harus memakan hasil surplus mereka, dan
bibit yang seharusnya ditanam pada musim dingin 1942-1943 telah dimakan pada
saat cuaca panas tiba pada Mei 1943.
c.
Solusi bencana kelaparan
Pemenuhan pangan melalui produksi lokal yang dikenal
dengan Kedaulatan Pangan. Kedaulatan pangan merupakan konsep pemenuhan hak atas
pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, diproduksi dengan
sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Artinya, kedaulatan
pangan sangat menjunjung tinggi prinsip diversifikasi pangan sesuai dengan
budaya lokal yang ada. Kedaulatan pangan juga merupakan pemenuhan hak manusia
untuk menentukan sistem pertanian dan pangannya sendiri yang lebih menekankan
pada pertanian berbasiskan keluarga—yang berdasarkan pada prinsip
solidaritas–bukan pertanian berbasiskan agribisnis—yang berdasarkan pada profit
semata
d. Diversifikasi pangan dan perkembangannya
Diversifikasi pangan adalah suatu proses perkembangan dalam pemanfaatan
dan penyediaan pangan ke arah yang semakin beragam. Manfaat diversifikasi pada
sisi konsumsi adalah semakin beragamnya asupan zat gizi, baik makro maupun
mikro, untuk menunjang pertumbuhan, daya tahan, dan produktivitas fisik
masyarakat. Kasryno et al. (1993) memandang diversifikasi pangan sebagai upaya
yang sangat erat kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia,
pembangunan pertanian di bidang pangan dan perbaikan gizi masyarakat, yang
mencakup aspek produksi, konsumsi, pemasaran, dan distribusi. Sementara
Suhardjo (1998) menyebutkan bahwa pada dasarnya diversifikasi pangan mencakup
tiga lingkup pengertian yang saling berkaitan, yaitu diversifikasi konsumsi
pangan, diversifikasi ketersediaan pangan, dan diversifikasi produksi pangan.
Diversifikasi konsumsi pangan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam upaya peningkatan perbaikan gizi untuk mendapatkan manusia yang
berkualitas.Dalam aspek makro, peranan diversifikasi pangan dapat dijadikan
sebagai instrumen kebijakan untuk mengurangi ketergantungan pada beras sehingga
mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional, serta dapat dijadikan instrumen
peningkatan produktifitas kerja melalui perbaikan gizi masyarakat. Beberapa
hasil kajian menunjukkan persediaan pangan yang cukup secara nasional terbukti
tidak menjamin adanya kketahanan pangan tingkat wilayah (regional), rumah
tangga atau individu.
Manfaat
Diversifikasi Pangan
1. Semakin beragamnya alternatif jenis pangan
yang dapat ditawarkan
2. Kelangkaan suatu jenis pangan tidak memicu
kenaikan harga secara signifikan karena kebutuhan pangan masih dapat dicukupi
dengan adanya jenis pangan yang lain
3. Kelangkaan suatu pangan pokok seperti beras,
dapat diisi atau digantikan oleh umbi-umbian sehingga tidak menimbulkan
keresahan sosial
Perkembangan
Diversifikasi Pangan
diversifikasi
telah dilaksanakan sejak awal tahun 1960-an. Pada saat pemerintah
mengkhawatirkan pertumbuhan produksi beras yang tidak seimbang dengan
pertambahan penduduk, mulai dilancarkan penyuluhan gizi, termasuk pengetahuan
bahwa beras dapat diganti dengan bahan pangan lain dengan nilai gizi yang sama.
Pemerintah melakukan kampanye "bukan hanya beras" yang disertai
dengan introduksi beras ketela, kedelai, jagung
Pada
akhir dekade 60-an mulai dicanangkan program perbaikan gizi keluarga, bekerja
sama dengan lembaga asing, seperti organisasi pangan dan pertanian dunia (Food
and Agriculture Organization of the United Nations, FAO), organisasi kesehatan dunia
(Wolrd Health Organization, WHO), dan organisasi untuk kesejahteraan anak
(United Nation Children's Fund, UNICEF).
Program
ini mencakup peningkatan kesadaran gizi dan pemanfaatan pekarangan untuk
menghasilkan pangan hasil ternak, ikan, sayuran dan buah. Hingga saat ini
program-program peningkatan kesadaran gizi dan pemasyarakatan pola makan dengan
gizi seimbang tersebut masih terus dilanjutkan, dengan bentuk dan intensitas
yang bervariasi dari waktu ke waktu. Di samping itu dilancarkan pula pengembangan
produk-produk pangan, terutama sumber karbohidrat khas daerah, agar semakin
diterima sebagai alternatif bahan pangan pilihan.
Namun
setelah program diversifikasi pangan berjalan lebih dari empat puluh tahun,
keberagaman pangan yang kita inginkan belum kunjung tercapai. Apabila dinilai
menurut standar Pola Pangan Harapan (PPH) dengan nilai ideal 100, maka :
· Keragaman penyediaan
pangan nasional tahun 2001 mencapai nilai sekitar 73
· Dalam hal konsumsi
(berdasarkan Susenas 1999) baru sekitar 63.
· Pola konsumsi pangan kita
sekitar 40 persen diwarnai oleh padi-padian yangsebagian besar beras; 26 persen
sayur dan buah; 13 persen pangan hewani terutama ikan, daging unggas dan telur;
8 persen kacang-kacangan seperti kedelai, kacang hijau dan kacang tanah; dan 6
persen minyak dan lemak terutama bahan nabati.
Dengan
proporsi ideal padi-padian dan pangan hewani sebesar 25 dan 24 persen, pola
konsumsi kita masih terlalu tinggi pada padi-padian dan terlalu rendah pada
pangan hewani.
Aspek
yang Memicu Diversifikasi Pangan
Tiga aspek penting
yang harus digarap untuk memacu diversifikasi pangan secara efektif, yaitu:
1. daya tarik ekonomi dan citra pangan yang ditawarkan;
2. kemampuan ekonomi masyarakat; dan
3. kesadaran masyarakat terhadap pangan bergizi dan kesehatan.
Tantangan
Diversifikasi Pangan
1.
Kebijakan pengembangan pangan yang terfokus pada beras
2.
Upaya
penggalian dan pemanfaatan sumber sumber pangan karbohidrat lokal masih
kurang
3.
Pola konsumsi pangan masyarakat masih belum
beragam
4.
Kemampuan memproduksi pangan lokal masih rendah,
terutama musim paceklik
5. Penerapan teknologi produksi dan teknologi pengolahan
pangan lokal di masyarakat tidak mampu mengimbangi pangan olahan asal impor
yang membanjiri pasar.
4 komentar:
Saya akan merekomendasikan siapa pun yang mencari pinjaman Bisnis ke Le_Meridian, mereka membantu saya dengan pinjaman Empat Juta USD untuk memulai bisnis Quilting saya dan itu cepat. Ketika mendapatkan pinjaman dari mereka, mengejutkan betapa mudahnya mereka bekerja. Mereka dapat membiayai hingga jumlah $ 500.000.000.000 (Lima Ratus Juta Dolar) di wilayah mana pun di dunia selama ada 1,9% ROI yang dapat dijamin pada proyek tersebut. Prosesnya cepat dan aman. Itu benar-benar pengalaman positif. Hindari penipu di sini dan hubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. jika Anda mencari pinjaman bisnis.
Sangat membantu:)
terimakasih banyak
Saya Favor Peterson dari Surabaya dan saat ini tinggal di Malaysia. Terima kasih RIKA ANDERSON LOAN COMPANY yang memberi saya pinjaman RM450.000 dengan tingkat bunga yang sangat rendah.
Saya tertipu oleh penipu online bulan lalu, terima kasih kepada Allah yang menggunakan Rika Anderson untuk mengakhiri semua kecurigaan saya dalam hidup saya, jadi saya mencari pinjaman tanpa riwayat kredit dan saya memiliki banyak bank dan perusahaan keuangan untuk meminjamkan saya, tetapi semua menolak .
Saya melihat halaman di internet dan saya melihat seorang wanita mariafadhlan maria fadhlan@gmail.com dan vania hilmanaki vaniahilmanaki@gmail.com yang membagikan kesaksiannya tentang bagaimana mereka mendapatkan pinjaman dari PERUSAHAAN PINJAMAN RIKA ANDERSON. Saya menghubungi ibu Rika dengan percaya diri dan dalam waktu 2 jam, saya mendapat pinjaman, kemudian saya menyadari bahwa tidak semua perusahaan pinjaman di blog itu benar-benar palsu karena semua hutang saya lunas. Saya berjanji kepada Tuhan untuk membagikan kesaksian hidup saya.
PERUSAHAAN INVESTASI PINJAMAN RIKA ANDERSON
Situs web: www.rikaandersonloancompany.com
rikaandersonloancompany.webs.com
Email: rikaandersonloancompany@gmail.com
Panggilan Pelanggan: +1(929)526-0086
Obrolan Whatsapp: +1(929)526-0086
TESTIFIER: Bantuan Peterson
Lokasi: dari Surabaya dan saat ini di Malaysia
Jumlah Pinjaman: RM450,000
MayBank
email: favourpeterson9@gmail.com
Posting Komentar