Prinsip Geografi
Untuk
menganalisis dan mengungkapkan gejala geosfer dalam kehidupan sehari-hari,
secara teoritis digunakan prinsip-prinsip dasar geografi. Apabila diamati dan
dianalisis gejal geografi dalam kehidupan sehari-hari,maka ahli geografi harus
selalu berpegang pada empat prinsip berikut
a. Prinsip
Persebaran
Fenomena geosfer
baik alam maupun manusia tersebar di permukaan bumi. Persebaran fenomena ini
tidak merata dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan mengkaji dan
menggambarkan persebaran berbagai fenomena geosfer, kita dapat mengungkapkan
hubungan antara satu fenomena dengan fenomena lainnya. Selanjutnya, kita dapat
juga meramalkan apa yang akan terjadi kemudian. Misalnya, fenomena Gempa Bumi
Tsunami. Melalui pengamatan persebaran daerah gempa, dapat segera dilakukan
antisipasi agar bisa diminimalisir jatuhnya korban bila terjadi peristiwa yang
sama.
b. Prinsip
Interelasi
Fenomena geosfer
dalam suatu ruang mempunyai hubungan satu sama lain. Setelah melihat persebaran
fenomena geosfer dalam ruang, selanjutnya dapat diungkapkan hubungannya satu
sama lain. Melalui prinsip timbal balik, dapat diungkapkan hubungan faktor alam
dengan faktor manusia atau sebaliknya. Dari hubungan tersebut akan tergambar
karakteristik gejala alam di wilayah itu. Misalnya, fenomena gempa bumi
tsunami. Dengan menggunakan prinsip timbal balik, dapat dicari bagaimana gempa
bumi tsunami dapat terjadi, adakah faktor alam dan faktor manusia yang
mempengaruhinya.
c. Prinsip
Korologi
Merupakan
prinsip geografi yang komprenhensif dengan memadukan prinsip-prinsip lainnya.
Prinsip ini merupakan ciri dari geografi modern. Pada prinsip korologi,
fenomena ditinjau dari persebaran dan hubungan timbal balik di dalam ruang.
Miasalnya, dalam mengkaji gempa bumi tsunami selalu diperhatikan persebarannya
dalam ruang, hubungannya dengan faktor penyebab terjadinya gempa bumi tsunami
dan seterusnya. Dengan demikian kita akan mampu menjelaskan karakteristik gempa
bumi tsunami tersebut.
d. Prinsip
Penggambaran/Deskriptif
Prinsip ini
menjelaskan fenomena geosfer sebagai sebab akibat dari interaksi fenomena yang
ada di dalamnya. Prinsip ini akan memberikan gambaran lebih lanjut tentang
fenomena atau masalah yang terjadi. Penggambaran dilakukan bukan hanya dengan
kata-kata , tetapi juga dengan menggunakan peta, diagram, grafik dan tabel.
Misalnya, peristiwa gempa bumi tsunami. Prinsip ini akan menguraikan sebab dan
akibat dari peristiwa gempa bumi tsunami. Selain itu, dengan menggunakan peta
dapat digambarkan daerah persebaran gempa bumi tsunami.
2.
Objek
Studi Geografi
1. Obyek
material geografi
segala materi
atau objek yang menjadi kajian atau sasaran pembelajaran dalam geografi. Maka
yang menjadi kajian objek material geografi meliputi letak dan fenomena yang
terdapat serta terjadi pada geosfer. Letak geografi dibedakan menjadi letak
fisiografi dan letak sosiografi. Yang termasuk letak astronomis, yaitu letak
maritime, klimatologi, dan letak goemorfologi. Sedangkan yang termasuk dalam
letak sosiografi ialah letak social, letak ekonomi, letak politik, letak
cultural (budaya).. Berdasarkan hasil Semlok Geografi di Semarang tahun 1988
dapat dikatakan bahwa obyek studi geografi adalah lapisan-lapisan bumi, atau
tepatnya fenomena geosfer. Fenomena geosfer inilah yang merupakan obyek
material (obyek kajian) geografi dan ilmu-ilmu penunjang lainnya.
Geosfer atau
lapisan-lapisan bumi itu luas sekali, meliputi :
a. Litosfer
(lapisan batuan)
Kajian litosfer
antara lain tentang bentuk-bentuk permukaan bumi, proses-proses yang
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk permukaan bumi, pengorganisasian
wilayah di daratan, perairan dan di udara.
b. Hidrosfer
(lapisan air)
Kajian ini
meliputi jumlah, mutu, persebaran dan peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan air.
c. Atmosfer
(lapisan udara)
Kajian atmosfer
meliputi cuaca dan iklim atau lapisan udara yang menyelimuti bumi.
d. Biosfer
(kahidupan)
Kajian ini
meliputi sejarah, pertumbuhan dan persebaran kehidupan.
e. Antroposfer
(manusia dan hubungannya dengan lingkungan alam)
Kajian
antroposfer meliputi jumlah dan persebaran serta bentuk-bentuk hubungan timbal
balik antara manusia dan lingkungannya.
2. Obyek
formal geografi
Sudut pandang, cara berfikir atau cara menganalisis gejala
geosfer dalam mengkaji dan mengatasi masalah-masalah mengenai objek material
geografi, baik fisik ataupun sosial. Masalah-masalah objek material geografi
tersebut dapat diatasi dengan menggunakan analisis keruangan, ekologi, dan
kewilayahan. Objek studi formal inilah yang selanjutnya dapat membedakan
geografi dengan ilmu lainnya.
Sudut pandang geografi adalah ruang
dan waktu. Sudut pandang ini berbeda dengan ilmu yang lain. Sebagai contoh,
sejarah yang menitikberatkan pada waktu, antropologi pada budaya, ekonomi pada
biaya, dan hukum pada norma. Namun, ilmu-ilmu tersebut objek materialnya sama
yaitu mengenai hubungan manusia dengan lingkungannya. Selain sudut pandang
ruang dan waktu, hal yang membedakan ilmu geografi dengan ilmu lain yaitu
analisis keruangan yang menitikberatkan perhatian dalam mengkaji segi
materialnya.
Obyek
ini bersangkut paut dengan cara pemecahan masalah. Dalam menganalisis suatu masalah,
geografi menawarkan sejumlah alternatif pemecahan dengan menggunakan metode
atau pendekatan tersendiri. Jadi obyek formal adalah metode atau pendekatan
yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah. Metode atau pendekatan obyek
formal geografi meliputi beberapa aspek pendekatan
0 komentar:
Posting Komentar